Uji Coba Padi Organik Hasilkan 9,7 Ton

by

Kelompok Tani Padi Mustika di Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencatat hasil ujicoba tanam padi varietas mentik wangi organik dengan System of Rice Intensification (SRI) menghasilkan 9,7 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

Ketua Kelompok Tani Padi Mustika, Suroto, di Pati Rabu mengungkapkan, hasil panen kali ini merupakan uji coba yang kedua setelah sebelumnya juga membuahkan hasil yang menggembirakan dengan varietas tanaman padi merah organik.

Hasil panen pertama untuk uji coba padi organik varietas merah yang ditanam di Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo, menghasilkan 9,4 ton GKP per hektarenya.

Keberhasilan tersebut, tentu menjadi penyemangat kelompoknya untuk terus mengampanyekan pertanian organik yang dimulai sejak dua musim tanam terakhir.

Dalam rangka mendukung kampanyenya itu, kelompoknya juga mengadakan pelatihan, pendampingan hingga bantuan pupuk organik atau kompos secara gratis kepada para petani yang berminat mencoba mempraktikkan pertanian organik.

Pupuk organik dan aneka pestisida nabati, kata dia, dibuat sendiri dan tidak ada yang beli.

Pertanian organik yang dikelola kelompok Tani Padi Mustika, kata dia, menanam empat varietas tanaman padi, yakni merah inpari 24, mentik wangi, IPB 3 S, dan beras hitam.

Dari keempat varietas tersebut, dua varietas sudah dipanen, yakni padi merah dan mentik wangi, sedangkan dua varietas lainnya yaitu IPB 3 S dan hitam diperkirakan akan panen pada awal Maret 2016.

Secara keseluruhan proses dan hasil pertanian organik yang dikembangkan di Pati, katanya, mendapat pendampingan dari Nusantara Organik SRI Center (NOSC) asal Sukabumi, Jabar yang diakui berpengalaman dalam budidaya pertanian organik dengan metode SRI.

Panen padi mentik wangi organik hari ini (3/2) dihadiri Bupati Pati Haryanto beserta jajarannya.

Bupati Pati Haryanto mendorong, kelompok tani Mustika agar terus mengembangkan kegiatan pertanian organiknya, karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Upaya peningkatan hasil panen, kata dia, cukup penting dilakukan karena saat ini orientasi bertani sudah berubah.

“Jika sebelumnya hanya untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga, kini orientasinya sebagai pendapatan,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, segala upaya peningkatan produktivitas harus didukung, terutama dari pemerintah.

Hanya saja, kata dia, pertanian organik memang memerlukan waktu untuk mencapai hasil maksimal, karena ada proses adaptasi lahan dari yang awalnya dikelola secara konvensional menggunakan pupuk kimia menjadi pupuk organik, demikian juga dengan aneka pestisida untuk menghalau hama pengganggu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *