Berbagai ajang budaya baik yang bertaraf nasional maupun internasional yang digelar belum mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke Solo.
Sementara ini ada 13 event yang bertaraf nasional maupun internasional yang digelar di Solo. Tetapi juga masih belum mampu menjadikan daya tarik bagi wisatawan utamanya wisatawan asing. Sampai saat ini Disbudpar terus berupaya untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke kota tersebut.
Disbudpar juga terus melakukan promosi bekerja sama dengan hotel-hotel berbintang dan biro-biro perjalanan yang banyak melayani pelanggan dari luar negeri.
Disbudpar juga mulai aktif dalam mengikuti berbagai ajang internasional selain juga menggunakan media sosial untuk promosi.
Anggaran yang dialokasikan Pemkot untuk menggelar ajang berkelas nasional maupun internasional cukup terbatas. Sebab dari kebutuhan kita mensupport event tersebut dibutuhkan lebih dari Rp 10 miliar. Sedangkan tahun ini saja untuk keseluruhan event, hanya diberikan anggaran sebesar Rp5 miliar.
13 ajang berskala nasional dan internasional itu tidak semua diberikan dukungan anggaran dari Pemkot Surakarta. Beberapa ajang yang mendapat alokasi anggaran dari Pemkot Surakarta yakni Solo Culinary Festival, Grebeg Sudiro, Solo International Performing Art (SIPA) dan Solo Batik Carnival (SBC) meski tidak menutup seluruh biaya.
Meskipun anggaran terbatas tapi mereka mampu mencari sponsor dana secara mandiri. Sedangkan pertanggungjawabannya, selalu ada pelaporan pada Pemkot, hanya saja jika dukungan dana berasal dari pihak lain, biasanya pertanggungjawaban dana dilaporkan pada pemberi dana.
Ajang berskala nasional dan internasional yang digelar di Solo tahun 2016 adalah Festival Jenang, Haul Habib, Solo Culinary Festival, Solo 24 Jam Menari, Solo Investment Trade and Tourism Expo (Sittex), SBC, SIPA, Festival Payung, Solo City Jazz, Srawung Seni Sakral, Solo Batik Fashion, Bamboo Biennale, dan Festival Topeng.
