PT Bank Aceh sudah hampir 43 tahun berperan dalam industri perbankan di Aceh, memberikan jasa dan layanan terbaik kepada masyarakat. Bank Aceh bahkan telah mengepakkan sayapnya hingga ke Sumatera Utara terhitung sejak sembilan tahun silam.
Namun itu belum lah cukup. Direktur Utama Bank Aceh, Busra Abdullah, mengatakan, mulai tahun ini hingga tahun-tahun berikutnya, Bank Aceh akan terus berkarya dan berkiprah dalam upaya mewujudkan pertumbuhan dan akselerasi bisnis yang signifikan di hampir semua segmen, seiring dengan ‘metamorfosis’ bank dari sistem konvensional ke sistem syariah.
Sebagai gambaran, tahun 2015 kemarin, dengan usaha keras para direksi dan seluruh jajaran karyawan, Bank Aceh berhasil membukan kinerja keuangan yang cukup baik. Pertumbuhan laba sebelum pajak meningkat 6,12 persen menjadi Rp 553 miliar. Selain itu, Bank Aceh juga berhasil meningkatkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 17,63 persen.
“Sedangkan untuk penyaluran kredit dan pembiayaan meningkat sebesar 12,25 persen. Lambatnya pertumbuhan ekspansi kredit ini disebabkan karena rendahnya laju pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan dana di daerah,” jelas Busra Abdullah.
Namun demikian, rasio antara DPK dengan kredit yang disalurkan (loan to deposite ratio/LDR) mencapai 84,04 persen, yang berarti berada pada posisi yang sangat ideal dan aman.
Seiring pertumbuhan DPK dan penyaluran kredit, aset Bank Aceh tahun 2015 tumbuh mencapai 14,47 persen atau bertambah sebesar Rp 2,37 trilliun, dari Rp 16.37 trilliun menjadi Rp 18.75 triliiun. Kinerja Bank Aceh yang cukup baik ini juga tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL/non peforming loan) yang hanya 2,3 persen. Tidak heran apabila Bank Aceh berhasil menyabet beragam penghargaan sepanjang tahun 2015 kemarin.
Dari sisi kinerja non keuangan, Bank Aceh tetap fokus mengintensifkan pangsa pasar di Aceh dengan memperluas kantor layanan hingga menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Tahun 2015, selain melakukan relokasi Kantor Cabang Subulussalam, Bank Aceh juga telah membuka 11 kantor kas baru, dua payment point baru, pengadaan dua mobil kas keliling, dan menambah sebanyak 26 unit mesin ATM baru.
Dengan penambahan jaringan tersebut, maka saat ini Bank Aceh telah memiliki 138 jaringan kantor dan 123 mesin ATM. Tahun 2016 dan tahun-tahun berikutnya, Bank Aceh akan membuka sejumlah jaringan kantor dan ATM, tidak hanya dalam wilayah Aceh, tetapi juga di daerah Medan dan Jakarta.
Bank Aceh juga melakukan inovasi dengan meluncurkan produk baru, yaitu Co-Branding Credit Card yang bekerja sama dengan Bank Mandiri. “Kartu ini berfungsi sebagai alat pembayaran elektronik untuk memberikan kenyamanan kepada nasabah dalam bertransaksi di dalam negeri, maupun luar negeri,” jelas Busra Abdullah.
Pembenahan secara internal juga terus dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang professional dan berintegritas. Kompetensi dan profesionalisme ini dimulai dengan sistem rekrutment yang baik, pengembangan career path yang mendukung melalui evaluasi dan pengembangan struktur organisasi dan job description sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan bank.
Semua capaian tersebut menjadi modal dasar yang cukup penting bagi Bank Aceh dalam upaya persiapan menuju konversi dari sistem konvensional ke sistem syariah, yang ditargetkan terealisasi pada 6 Agustus 2016. Konversi tersebut tidak hanya berimpact pada industri perbankan di Aceh, tetapi juga industri perbankan Nasional.
Bank Aceh akan langsung melejit di jajaran papan atas Bank Umum Syariah (BUS) Nasional, dengan total aset hampir mencapai Rp 20 triliun, sehingga akan membuat pangsa pasar bank syariah di Tanah Air terdongkrak cukup besar.
Konversi ini juga akan menjadi catatan sejarah baru dalam industri perbankan di Indonesia, mengingat Bank Aceh merupakan bank pertama yang melakukan konversi secara total dari konvensional ke syariah.
Atas seluruh capaian tersebut, jajaran Direksi Bank Aceh mengucapkan terimakasih kepada pemerintah, regulator, pemegang saham, nasabah, mitra usaha, serta seluruh karyawan dan keluarga besar Bank Aceh atas seluruh dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan. “Semoga dengan dukungan yang tiada henti ini, Bank Aceh akan terus mewujudkan diri sebagai ‘Regional Champion’ dan kebanggaan daerah di level Nasional,” demikian Busra Abdullah.