Banyuwangi Underwater Festival akan digelar di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, 21-22 Mei 2016.
Sebanyak 56 nelayan yang berasal dari desa Bangsring juga akan memecahkan rekor Muri Ekspedisi Bawah Laut dengan menyelam selama 28 jam.
Penyelaman akan dilakukan di wilayah perairan Bangsring yang masih masuk wilayah Selat Bali sejak 21 Mei dan akan berakhir pada 22 Mei.
Untuk persiapan tersebut, para nelayan melakukan latihan agar bisa beradaptasi dengan alat selam pofesional karena selama ini mereka menggunakan alat selam tradisional yaitu kompresor.
Latihan agar bisa adaptasi itu sudah dilakukan sekitar satu bulan ini oleh penyelam utama dari nelayan, sedangkan untuk penyelam pendamping bisa dari kalangan masyarakat.
Masyarakat umum juga bisa menjadi penyelam pendamping dengan syarat harus memiliki sertifikat menyelam. Saat para nelayan menyelam, mereka akan melakukan monitoring pergerakan di bawah laut seperti jenis ikan yang ada, arus serta terumbu karang yang ditemukan dan nantinya akan dilaporkan ke darat.
Laporan tersebut akan dijadikan data bagaimana kondisi underwater di perairan Bangsring yang selama ini menjadi tempat konservasi.
Selain itu, pada festival tersebut akan diadakan upacara pengibaran bendera bawah laut serta penanaman 1.000 terumbu karang serta melibatkan ratusan siswa untuk mengikuti Marine Education dan gerakan makan ikan.
Untuk penanaman terumbu karang akan dilakukan secara serentak di sembilan titik sepanjang pantai di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Semua masyarakat bisa bergabung pada acara tersebut secara gratis karena acara ini juga untuk mengenalkan konservasi laut kepada masyarakat secara umum.
Untuk pecinta fotografi bisa mengikuti Underwater Photography Contest dengan syarat mengambil gambar dunia air di wilayah perairan Bangsring selama festival berlangsung pada tanggal 21-22 Mei 2016.
Pantai Bangsring menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Banyuwangi dengan nama BUNDER (bangsring under water) yang dikelola oleh kelompok nelayan Samudra Bakti.
Hampir selama 10 tahun, kelompok nelayan tersebut mengembalikan kelestarian terumbu karang di wilayah periran Bangsring secara swadaya.
Terumbu karang di wilayah tersebut pernah mengalami kerusakan parah karena penagkapan ikan menggunakan bom dan potas yang dilakukan oleh nelayan.
Untuk melindungi perairan pantai Bangsring dari perusakan kembali terumbu karang, kelompok nelayan tersebut mengajukan payung hukum dalam bentuk peraturan desa dan menjadikan 15 hektar di wilayah laut Bangsring menjadi wilayah konservasi.
Saat ini tempat wisata pantai yang memiliki rumah apung tersebut setiap akhir pekan bisa dikunjungi ribuan wisatawan.