Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan menggalakkan kemandirian potensi lokal. Tiga kabupaten dijadikan pilot project pengembangan tanaman hortikultura di Sulsel. Ini dalam rangka menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015. Ketiga kabupaten tersebut, di antaranya Maros, Gowa, dan Takalar. Daerah ini dinilai memiliki letak geografis dan iklim yang mendukung untuk tanaman hortikultura.
Pengembangan tanaman ini merupakan kerja sama Kadin Sulsel dengan Asosiasi petani, pengusaha hasil hortikultura (Aspperhorti) Indonesia yang telah mendapat persetujuan dari Gubernur Sulsel.
Kerja sama ini untuk meningkatkan perekonomian daerah, khususnya pengembangan tanaman holtikultura di Sulsel dengan memanfaatkan potensi, keahlian dan fasilitas yang dimiliki masing-masing pihak. Kadin, menyiapkan lahan 20 hektare di setiap kabupaten. Mengenai pelaksanaannya dikoordinasikan dengan Pemda kabupaten/kota, tenaga kerja/petani hortikultura.
Ketua Umum Kadin Sulsel Zulkarnain mengaku, kerja sama tersebut juga telah dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Kadin Sulsel dengan Asppehorti. Di mana, kerja sama dan pengembangan tanaman hortikultura ini dilakukan untuk menghadapi pasar bebas 2015 mendatang. Bayangkan saja, kata dia, impor Indonesia saat ini mencapai Rp17 triliun dan Sulsel sebesar 20 persen.
“Impor yang nilainya Rp17 triliun ini termasuk buah-buahan dan bisa membengkak sampai Rp30 triliun. Dengan pengembangan tanaman ini, kita harapkan ada kemandirian lokal. Kenapa tidak makan buah kita sendiri, daripada buah impor,” kata Zul.
Ketua umum Aspperhorti, M Gunung Soetopo menuturkan dalam kerja sama ini pihaknya akan memberikan pelatihan, pendampingan/pembimbingan teknis budidaya dan panen kepada para petani.
Source: http://www.fajar.co.id/bisnisekonomi/2865507_5664.html