Bisnis Daur Ulang Sampah Untung Miliaran Rupiah

by
Bisnis Daur Ulang Sampah Untung Miliaran Rupiah
MAKASSAR, 29/8 - SAMPAH PLASTIK. Sejumlah pekerja memisahkan sampah gelas plastik bekas air kemasan yang layak daur ulang di Rumah Penampungan di Kabupaten Maros Sulsel, Sabtu (29/8). Para pekerja yang telah berbaur dengan sampah plastik selama dua tahun tersebut mengaku mendapat upah Rp.15 ribu perhari .FOTO ANTARA/Adnan/ed/ama/09

Sebagian orang menilai sampah hanyalah barang bekas yang tak ternilai, mungkin bisa dikatakan bernilai walaupun dihargai dengan nilai yang rendah. Namun siapa sangka dari hasil kerja keras serta ketekunannya, Muhammad Baedowy mengolah limbah-limbah plastik, membuat jaringan kemitraan kemudian mengekspor produknya. Hasil miliaran rupiah pun didapat dari hasil bisnis ini.

Ketika kita membeli sebuah produk, tentunya kita akan segera membuangnya jika produk tersebut sudah habis isinya. Kemasannya kita buang begitu saja, jarang sekali orang memikirkan bagaimana barang tersebut jika dimanfaatkan. Padahal, apabila kita melihat dari kacamata wirausaha kemasan tersebut bisa menjadi lahan bisnis dan punya peluang besar untuk dikembangkan.

Jika Anda ingin melihat bagaimana bisnis daur ulang sampah ini beroperasi, lokasinya berada di Jl. Raya Cimuning Kec. Mustika Jaya, Bekasi. Puluhan karung berukuran jumbo berisi barang-barang bekas berjejer di pinggiran kanan kiri jalan raya. Walaupun banyak tumpukan sampah, namun tidak tercium adanya bau yang menyengat.

Mohammad Baedowy (40 tahun) hampir 13 tahun menggeluti bisnis daur ulang sampah plastik di bawah label C.V Majestic Buana. Dalam setahun saja uang miliaran rupiah bisa ia kantongi dari bisnis pengolahan sampah yang diekspor ke China ini.

Sudah hampir 13 tahun Mohammad Baedowy (40) berkecimpung “mengurusi” limbah plastik di bawah bendera CV Majestic Buana. Dalam setahun, miliaran rupiah bisa dikantongi dari bisnis yang produknya sudah diekspor ke Cina ini.
Resign Jadi Pegawai, Mencoba Peruntungan Berwirausaha

Kesuksesan Baedowy bukanlah tanpa proses yang panjang, Pria kelahiran kota Balikpapan ini memutuskan untuk resign dari pegawai lantaran terjadi krisis ekonomi yang melanda Tanah Air, pada tahun 1998 yang lalu. Selain itu dia ingin mendapatkan kemampuan finansial yang tidak terbatas, serta bisa membantu orang lain dalam menyediakan lapangan kerja.

Salah satu mantan auditor bank terkemuka di Royal Bank of Scotland ini sempat juga mencoba peruntungan usaha menjadi penjual jangkrik hingga cacing. Akan tetapi banyak kegagalan yang ditemui dan ia tidak memperoleh keuntungan dari bisnisnya itu. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk memulai usaha yang memiliki resiko yang minim.

Sebenarnya inspirasi mengenai bisnis daur ulang sampah ia peroleh ketika melihat aktivitas pemulung mengumpulkan sampah. Tanpa malu ia ikut mengumpulkan sampah-sampah botol plastik. Botol-botol plastik tersebut dipilh-pilah berdasarkan warna serta jenisnya kemudian dicacah lalu dijual. Aktivitas tersebut ia jalani tiap hari.

“Saya aktivitas pemulung, dari situlah saya kemudian mempunyai ide untuk membuka usaha daur ulang sampah. Apabila dibandingkan usaha makanan kalau tidak laku kan bisa basi. Usaha buah-buahan kalo gak laku ya busuk, kalo beternak sih resikonya bisa mati. Nah, kalau sampah kan gak ada resikonya, ” ujar dia.

Baedowy ketika awal merisntis bisnis, ia memakai mesin buatan pabrik, dan kemudian hasilnya ia kirimkan ke seorang rekanan untuk memenuhi permintaan ekspornya. Tidak lama kemudian, usaha di bawah c.v Majestic Buana yang ia dirikan terpaksa harus terhenti dikarenakan terdapat kerusakan pada mesin produksi. Papan plakat “Pabrik dijual” terpaksa ia pasang.

Namun berkat dukungan dan semangat istrinya Ajeng Ririn Sari , Ia berhasil untuk bangkit dari keterpurukan. Hanya dengan waktu satu tahun, lulusan sarjana ekonomi ini akhirnya berhasil membuat mesin pencacah walaupun tidak punya keahlian di bidang teknik.Ia pun kembali memulai usaha daur ulang sampah dengan memilah-milah botol plastik berdasarkan jenis dan warnanya, lalu dicacahnya. Hasil dari serpihan-serpihan botol plastik yang dicacah kemudian dikeringkan

Peraih penghargaan Dji Sam Soe Awards tahun 2009 ini mendesain mesin yang bisa berputar dengan kecepatan yang tinggi hampir mirip dengan mesin cuci. Sesudah serpihan plastik dikeringkan kemudian masuk kembali ke dalam oven, barulah kemudian siap untuk dijual.
Di China produk Baedowy digunakan sebagai bahan baku untu membuat benang polyester. Bahan pembuatannya diperoleh dari limbah botol plastik minuman dengan jenis PET (polyethylene terephthalate). Sedangkan untuk sampah plastik gelas minuman berjenis PP (polypropylene) dipakai sebagai bahan dasar pembuatan tali rafia.

Selain untuk memenuhi permintaan ekspor, dia juga menciptakan produk daur ulang sendiri. Botol-botol plastik oli dia daur ulang menjadi lokop sapu.

“Ternyata Firman Tuhan itu benar. Di balik sebuah kesulitan pasti ada kemudahan. Dari situlah, saya kemudian bisa memproduksi sendiri banyak mesin,” ujarnya.

Membentuk Jaringan Mitra Usaha

Keberhasilan finansial Baedowy apabila kita hitung di atas kertas nilainya begitu menggiurkan. Dengan mesin ciptaanya, ia bisa memperoleh hasil olahan sebesar tiga ton per hari. Dalam kurun waktu sebulan, pemenang Industri Hijau Tingkat Nasional 2009 itu bisa meraup hingga miliaran rupiah dalam satu tahun.

Seperti tidak mau sukses sendiri, dia mengakomodasi permintaan masyarakat yang ingin sukses seperti dirinya. Jaringan mitra kerja yang dia bentuk telah menyebar dari Aceh hingga Papua.
Kepada mitra nya, peraih penghargaan Soegeng Sarjadi Award on Good Governance 2010 ini menjual tiga macam bentuk penggiling. Harga tiap mesinnya berkisar antara Rp33 juta sampai Rp47 juta. Hingga kini, ada lebih dari 100 mitra yang dia miliki.

“Siapa pun yang ingin usaha seperti saya, saya siap berbagi ilmu. Ilmu-ilmunya akan saya berikan semua. Mulai dari bangunan, pelatihan kerja, dan untuk hasilnya wajib saya beli. Saya dapat pastikan ada buy back guarantee,” janji Baedowy dengan suara lantangnya.
Membagi 90% Keuntungan Untuk Karyawan.

Berhasil menjadi seorang pengusaha sukses, bagi Baedowy tak bisa dilakukan seorang diri. Ia berpendapat, keberhasilan bisa diperoleh karena peran serta para karyawannya.
Peraih Penghargaan Kalpataru 2010 ini berjanji, tepat pada tahun 2018 akan membagi rata hasil 90% keuntungan yang ia peroleh dari pabrik untuk semua karyawan, untuk minimal masa kerja 5 tahun. Dengan cara inilah ia berharap bisa terus mensejahterakan karyawan, dan mencipatkan manajemen keuangan perusahaan yang lebih transparan.

Karena kemahirannya, BBC Indonesia sering menggaet Baedowy untuk memberikan  pelatihan-pelatihan wirausaha di seluruh Indonesia. Peraih piagam Indonesia ASEAN Young Green Soldier Award 2011 ini juga  mempunyai satu prinsip hidup. Ia percaya, apabila seseorang mengerjakan sesuatu dengan penuh ketekunan, hal kecil pun bisa mendatangkan peluang yang besar.

“Janganlah kamu ingin cepat bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang besar. Karena pekerjaan tersebut jarang kamu temui. Yang sering kamu temui yaitu pekerjaan-pekerjaan yang kecil. Bagaimana kamu dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan besar jika sesuatu yang kecil saja kamu tidak latih. Sekecil apa pun itu suatu pekerjaan, itu semua datangnya dari Tuhan. Lakukanlah secara ikhlas dan dengan kesungguhan,” pesannya.

Demikian lah ulasan tentang profil pengusaha sukse Bisnis Daur Ulang Sampah , Pria ini Untung Miliaran Rupiah, semoga bisa menambah semangat dan inspirasi bagi Anda yang memulai sebuah usaha.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *