Warga Malang dan sekitarnya sedang kecanduan aneka minuman yang dikemas dalam botol ala cairan pencuci piring. Sekilas sulit dibedakan antara cairan pembersih atau sebagai minuman, mengingat desainnya yang nyaris tidak ada perbedaan.
Bentuk botolnya mirip dengan dengan cairan pencuci piring yang beredar di pasaran. Begitupun juga dengan desain warna sticker dan warna minuman. Yang masih bisa dijadikan pembeda adalah merek atau nama yang sedikit diplesetkan.
Contohnya, minuman bersoda diberi nama Sodlight dibuat sangat mirip dengan cairan pencuci piring merek Sunlight. Sementara minuman berbahan susu diberi nama Momo, dibuat sangat mirip dengan cairan pencuci perabot rumah tangga, Mama Lemon.
Sodlight berbahan soda, karena itu diberi nama Sod yang mengadopsi dari nama soda. Sedangkan Momo dimaksudkan sebagai minumnya yang dihisap, mo..mo mo… mo….,
Vialyne, Jonathan Steven, Panji Adhytama, Yosua Halim dan Selvi Hokman adalah orang-orang di balik produksi minuman kreatif dengan kemasan unik ini. Kelimanya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya Malang. Kelimanya memberi nama minuman kreasi mereka dengan Magic.Wash (Magic dot Wash). Ide itupun masih belum lama dijalankannya, baru sekitar 5 bulan terakhir.
Masyarakat tidak perlu takut mengonsumsi minuman ini. Sebab, bahan yang digunakan aman. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat minumannya mudah dicari di pasaran.
Jenis Sodlight dibuat menggunakan plain soda yang dikombinasi dengan aneka rasa. Mulai dari melon, anggur, stroberi dan jeruk. Sementara untuk Momo, dibuat dari susu sapi segar dengan ditambahkan aneka rasa, seperti rasa taro, cokelat, bublegum dan greentea. Karena tidak memakai bahan pengawet, minuman ini hanya tahan 2-4 hari.
Botol kemasan yang mirip dengan botol cairan pencuci piring sengaja dipesan khusus dari sebuah pabrik plastik yang menjadi langganan. Botol itu khusus untuk minuman dan hanya sekali pakai. Semua yang digunakan adalah botol baru yang tentunya aman.
Bisnis mereka selama ini dipromosikan melalui media sosial dan beberapa kali mengikuti pameran. Mereka juga rutin berjualan di arena Car Free Day di Jalan Ijen setiap akhir pekan. Penjualan sudah sampai Klaten dan Yogyakarta. Bahkan pernah ada orderan dari Kalimantan dan Papua.
Untuk distribusi ke Klaten dan Yogyakarta, mereka memanfaatkan jasa travel. Barang-barang dimasukkan box dan diberi es, kemudian ditutup secara rapat agar kedap air. Untuk distribusi di dalam kota, mereka menggunakan jasa ojek, bahkan diantarkan sendiri.
Omzet untuk bisnis patungan mereka selama sebulan bisa menembus Rp 13,5 juta. Dalam sebulan mereka mampu menjual sekitar 900 botol Magic dot Wash. Harga jual untuk sodlight Rp 15.000 sementara jenis Momo dijual dengan harga Rp 20.000 per botol.
Dalam sehari maksimal terjual 30 botol. Sedangkan modalnya awalnya Rp 5 juta .
Rasa unik semakin terasa saat ruang etalase Magic dot Wash dalam bentuk dapur yang dilengkapi tempat pencuci piring. Penjual seolah menjadi tukang cuci di perabot rumah tangga.