Siapa bilang belajar sejarah itu menjemukan? Menelusuri jejak peradaban Dieng akan jadi hal yang menyenangkan apabila disertai dengan kunjungan langsung ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Mengunjungi Dieng misalnya, tak hanya jalan-jalan biasa namun Anda juga dapat melihat bukti sejarah awal peradaban Hindu di Pulau Jawa yang berkembang pada masa kejayaan Dinasti Sanjaya pada abad ke-8, lebih tua dari zaman Majapahit di Jawa Timur.
Dieng yang berasal dari kata Di Hyang atau tempat tertinggi, diambil dari bahasa sansekerta yang dapat diartikan sebagai tempat yang tinggi, tempat bersemayam para dewa, ditandai dengan berdirinya candi-candi di Dieng.
Candi-candi yang dahulu dibangun untuk memuliakan Dewa Siwa ini oleh masyarakat setempat diberi nama tokoh-tokoh pewayangan Mahabrata. Di komplek Candi Arjuna, ada lima candi berdiri secara sejajar dengan latar belakang lansekap yang sangat menarik. Komplek Candi Arjuna terlihat cantik karena dikelilingi taman yang terawat sangat rapi. Candi-candi yang sudah berusia ribuan tahun ini merupakan candi tertua di Pulau Jawa. Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembrada merupakan candi yang masih berdiri kokoh di antara 19 candi yang lainnya yang sudah hancur. Komplek Candi Arjuna ini salah satu lokasi favorit para wisatawan di Dieng.
Selain komplek Candi Arjuna, ada pula Candi Dwarawati yang lokasinya tak begitu jauh, kamu hanya perlu berjalan kaki menyusuri pemukiman warga atau menyusuri jalan kecil diantara perkebunan kentang dan wortel milik warga sekitar. Dari atas candi ini, kamu dapat menikmati pemandangan betapa hijaunya perkebunan di Dieng dan jajaran rumah penduduk Dieng yang menawan dari ketinggian. Bangunan candi-candi Dieng ini disusun dari bebatuan jenis andesit yang berasal dari Gunung Pakuwaja yang berada di sebelah selatan komplek candi di Dieng yang merupakan bebatuan khas Pegunungan Dieng, yaitu batuan gunung api jenis andesit.
Sumber : dieng.id