Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ditetapkan sebagai salah satu daerah sentra bawang merah nasional untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
Penetapan itu ditandai dengan peluncuran ekspor bawang merah dari Bima oleh Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian dalam rangkaian pembukaan Festival Hortikultura tingkat nasional 2015 lalu di Kota Mataram.
Penetapan NTB sebagai satu daerah sentra bawang merah nasional ini seiring dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bahwa tahun 2016 impor bawang merah segar tidak diizinkan lagi.
Potensi bawang merah di Indonesia sangat luar biasa. Bahkan lahan pertanian dari Aceh sampai Marauke bisa ditamani bawang sepanjang tahun. Oleh karena itu, target pada tahun ini, Indonesia harus bisa mengekspor bawang dalam jumlah yang lebih besar.
Wilayah NTB menjadi salah satu daerah andalan penyediaan bawang merah nasional, khususnya untuk Kabupaten Bima dan Sumbawa.
Bawang merah yang diekspor ke sejumlah negara antara lain ke Malaysia, Singapura, Vietnam dan beberapa negara lainnya adalah bawang dari NTB. Menurut dia produksi bawang merah di Indonesia saat ini mencapai 120 juta ton per tahun dengan luas tanam sekitar satu juta hektare.
Peluang ekspor menjadikan NTB sebagai salah satu darah andalan penyediaan bawang nasional, NTB dapat terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merahnya.
Untuk mendukung ekspor bawang merah, tahun 2016 ini diadakan program perluasan tanaman bawang sekitar 5.000 hingga 7.000 hektar.
Bawang merah sebagai salah satu jenis tanaman hortikultura memiliki pangsa pasar yang cukup bagus, dimana saat ini harga bawang di pasar induk berkisar Rp15 ribu per kilogram.
Meskipun sebenarnya penetapan NTB sebagai salah satu daerah sentra bawang merah nasional adalah tantangan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah.
Karena akan diekspor keluar negeri tentu saja bawang merah yang dihasilkan tentu harus memenuhi standar-standar kualitas ekspor dan ini harus menjadi perhatian bersama.
Dilakukan juga upaya pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) petani terus ditingkatkan termasuk untuk sarana dan teknologi yang dibutuhkan.