Pasola Terbesar Di NTT Digelar Akhir Februari

by
Pasola Terbesar Di NTT Digelar Akhir Februari

Puncak perayaan adat Pasola di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur akan diselenggarakan Minggu (29/2/2016). Tradisi turun temurun yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu tersebut akan berlangsung di Kecamatan Wanokaka, yang merupakan rangkaian terlengkap dan terbesar di Sumba Barat.

Pasola di Wanokaka akan dilaksanakan tanggal 29 Februari. Wanokaka merupakan yang terlengkap dan terbesar rangkaiannya di Sumba Barat.

Tradisi puncak ini akan dipenuhi ribuan orang tepatnya di padang rumput atau savana Lahigalang. Akan ada puluhan pemuda dari 10 dusun/paraingu yang beradu ketangkasan mengendalikan kuda dan menombak lawannya dengan lembing tumpul.

Disbudpar Sumba Barat memprediksi wisatawan akan membeludak seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti di beberapa lokasi yang sudah diselenggarakan Pasola lebih dulu, yaitu Lamboya dan Gaura pada awal Februari 2016.

Akan ada lebih dari 2.000 orang yang akan ikut meramaikan acara tersebut. Lapangan pun biasanya penuh bahkan banyak yang tidak bisa nonton. Mereka telah menginap mayoritas satu hari sebelumnya, karena banyak rangkaian adat juga sebelumnya.

Sejak dua minggu yang lalu masyarakat Wanokaka dan sekitarnya melakukan rangkaian adat termasuk pantangan-pantangan agar Pasola berjalan dengan lancar. Seperti dilarang membangun rumah, berpesta, hingga bermusik.

Penetapan pelaksanaan Pasola dilakukan oleh rato, leluhur adat atau para imam bagi kepercayaan Merapu.

Penetapan ini dilakukan kurang dari satu minggu sebelum Pasola, dengan melihat tanda-tanda alam yang muncul seperti bulan yang paling terang, dan beberapa jenis tanaman yang mulai tumbuh.

Dipercaya jika meleset sedikit saja nyale atau cacing laut di pantai tidak keluar, akibatnya Pasola pun tidak sempurna, dan hasil panen ke depan diprediksi akan buruk.

Maka sejak ditemukannya tanggal pasti itulah, mulai dilaksanakan upacara-upacara adat yang sakral.

Dua malam sebelum pelaksanaan diadakan tinju tradisional antar pemuda dusun yang menggunakan sarung dari jerami. Lalu di siang harinya buah sirih dan pinang yang menjadi buah adat dipanen bersama dan serempak.

Senjata-senjata pusaka adat pun tidak lupa dimandikan satu hari sebelum Pasola. Selanjutnya berziarah sambil melihat bulan di altar megalik dan batu kuburan keramat yang menghias setiap jantung kampung juga dusun.

Biasanya wisatawan mulai ramai sekali biasanya saat Bau Nyale atau pengambilan cacing nyale di pagi hari. Sejak pukul 06.00 pantai sudah penuhi wisatawan.

Nyale merupakan cacing laut yang keluar satu tahun sekali, dan melambangkan kesuburan bagi masyarakat penganut kepercayaan Merapu. Hasil panen satu tahun ke depan akan bisa diramalkan dari jumlah nyale yang didapat dan darah yang menetes di Pasola.

Rentan waktu yang sangat dekat dari penetuan tanggal pelaksanaan dengan hari pelaksanaannya sendiri, membuat sulitnya wisatawan mancanegara untuk datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *