Pemerintah Indonesia berambisi memacu industri pertahanan dan persenjataan, di mana penguatan dilakukan dengan mendongkrak pembelian produk pertahanan dari industri dalam negeri.
“Komponen lokal harus ditingkatkan agar kita lebih mandiri. Kendaraan militer produksi Pindad, sebagian besar komponen sudah dari domestik dan mesinnya masih impor. Kita akan tingkatkan terus,” kata Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
JK menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke di PT Pindad, Bandung, didampingi Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan disambut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Barat.
Langkah tersebut sekaligus wujud keberpihakan Pemerintah terhadap industri domestik yang sekaligus memaksimalkan kapasitas produksi, membuka lapangan kerja dan menghemat devisa.
Soal kemampuan, imbuhnya, Pindad mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan dan amunisi. Secara khusus Wapres meminta lembaga negara lebih banyak membeli produk dari Pindad, termasuk pembelian panser Badak yang telah mengantongi sertifikasi pada akhir 2015 lalu.
“Saya minta TNI, Polri, Kementrian Pertahanan, dan lembaga negara lainnya di Indonesia memberikan order yang lebih tinggi kepada Pindad di tahun 2016 dan ke depannya,” kata JK.
Lebih lanjut, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan, berkembangnya industri pertahanan bakal memacu industri terkait lainnya seperti komponen dan baja.
“Inilah nilai strategisnya industri ini. Kita lebih mandiri, menghemat devisa, menguasai teknologi, memperluas mitra global dan meningkatkan komponen lokal,” ujarnya.
Begitu pula dengan industri baja, baik hulu hingga hilir termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi.
Saleh menyakinkan, industri pertahanan memiliki visi jangka panjang menjadi salah satu fokus Pemerintah.