Kepala Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT) Igor Sinaga mengatakan, perbankan bisa turut serta membantu pengembangan potensi wisata melalui penyaluran kredit termasuk kredit usaha rakyat (KUR).
Salah satu bank penyalur KUR di NTT adalah Bank Mandiri. Target penyaluran KUR Bank Mandiri di NTT mencapai Rp 80 miliar.
Proporsi pendapatan daerah dari sektor wisata masih di bawah 1 persen dari total PDRB NTT sebesar Rp 76,14 triliun. NTT memiliki potensi wisata yang sangat besar. Di antaranya, wisata di Flores, Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Demikian juga potensi wisata kuliner dan kerajinan seperti tenun juga cukup besar.
Bank Mandiri NTT juga mengimbau agar masyarakat dapat memanfaatkan KUR untuk mengembangkan usahanya mengingat bunga KUR yang disalurkan Bank Mandiri saat ini sudah mencapai 9 persen per tahun. Bunga yang tergolong rendah ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing usaha masyarakat.
Secara nasional, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk hingga akhir April 2016 telah menyalurkan Rp 5,8 triliun Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau 44,61 persen dari target. Bank Mandiri sendiri menargetkan penyaluran KUR hingga akhir tahun 2016 dapat mencapai Rp 13 triliun. Dari total kredit tersebut sekitar Rp 10 triliun ditujukan untuk usaha mikro.
Bank Mandiri optimistis dengan penyaluran KUR tersebut dapat membantu meningkatkan kesejahteraan. Hal ini dibuktikan dari 540 ribu debitur, sekitar 300 ribu nasabah KUR telah naik kelas.
Untuk mencapai target penyaluran KUR tersebut, salah satu strategi yang dilakukan Bank Mandiri adalah memperbanyak kantor cabang pembantu dan kantor cabang mikro.
Pada tahun 2016, Bank Mandiri menargetkan bisa menambah jumlah kantor cabang mikro dan kantor cabang pembantu di semua daerah di Tanah Air hingga 400-an kantor. Dari jumlah tersebut, untuk kantor cabang pembantu ditargetkan sebanyak 300 unit, sedangkan kantor cabang mikro sebanyak 100 unit.
Selain itu, Bank Mandiri juga berupaya menjangkau masyarakat lebih luas melalui program laku pandai. Saat ini Bank Mandiri telah memiliki agen layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) sebanyak 17.000 agen yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.