Kegiatan “Solo Great Sale (SGS)” merupakan satu bagian kalender kegiatan nasional pariwisata 2016, kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata Indonesia, Esti Reko Astuti.
“Kami berharap SGS di Solo juga diikuti kabupaten dan kota lainnya di Indonesia untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara ke Tanah Air,” ucap Esti Reko di sela pembukaan SGS 2016 di Ngarsopuro Solo, Minggu.
Menurut dia, Solo luar biasa karena aktif mempersiapkan SGS untuk dijadikan kalender kegiatan nasional, dan hal ini juga salah satu promosi dari tujuan kota yang juga dijuluki “Kota Bengawan”.
Namun, pihaknya berharap masyarakat di Kota Solo, Yogyakarta, Semarang dan sekitarnya dapat memanfaatkan kegiatan ini sebagai promosi tujuan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar).
Selain itu, kata dia, kegiatan SGS tersebut juga menjadi ajang promosi produk yang jenisnya banyak sekali yakni sekitar 1.000 usaha atau tenant dari berbagai macam seperti kuliner, fashion, otomotif, real estate dan lainnya yang dapat dimanfaatkan.
“Ada lima sektor atau kekuatan. Kita bersama-sama mendukung kegiatan ini, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kota ini, pada Februari mencapai 230 ribu orang seperti yang ditargetkan oleh Pemerintah Kota Surakarta,” katanya.
Ia mengatakan pemerintah akan mendukung sektor pariwisata tersebut dengan harapan mampu mendorong perekonomian di daerah.
“Penyelenggara kegiatan SGS ini menargetkan nilai transaksi capai dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Target tahun ini, yakni Rp120 miliar,” katanya.
Ia mengatakan seperti yang dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa beliau berharapkan kegiatan SGS akan menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia lebih banyak lagi serta meningkatkan perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) yang tahun ini ditargetkan sebanyak 12 juta wisman dan 260 juta perjalanan wisnus.