Usaha Penggemukan Sapi, Menggiurkan Namun Diremehkan

by
Usaha Penggemukan Sapi, Menggiurkan Namun Diremehkan
BISNIS/ARMIN ABDUL JABBAR Seorang pekerja memberi makan sejumlah sapi di kandang penggemukan Rumah Potong Hewan (RPH) Jl Jatayu Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/10). Permintaan hewan kurban di Jawa Barat pada Idul Adha tahun ini diprediksi mencapai 269.243 ekor sapi atau naik 5,45% dari realisasi tahun lalu sebanyak 255.288 ekor.

Konsumsi daging sapi di Indonesia sangat besar. Selain dikonsumsi langsung, daging sapi juga merupakan kebutuhan utama pabrik yang memproduksi aneka olahan daging sapi. Jadi dapat di simpulkan bahwa usaha penggemukan ini tidak akan mati, apalagi setelah mengetahui fakta bahwa kebutuhan sapi nasional saat ini hanya mampu terpenuhi sepertiganya saja. Yaitu pada kisaran 20% dari taraf konsumsi yang mencapai 60%. Dan sudah pasti, permintaan akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya tahun dan jumlah penduduk.
Kenapa Wirausaha Penggemukan Sapi Perlu Digalakkan?
Untuk kita ketahui, mahalnya harga daging sapi ini bukanlah murni kesalahan dari pemerintah, pada dasarnya upaya pemerintah dalam menangani kasus yang satu ini sudah cukup baik. Namun, baik itu bukan berarti menyelesaikan segalanya. Pemerintah lebih memilih untuk mengimpor daging sapi sebagai ganti untuk memenuhi permintaan pasar. Andaikan para peternak sapi lokal mau untuk ikut berpartisipasi aktif meningkatkan taraf produksi dan memaksimalkan pola pembesarannya, tentu tidak akan serunyam ini. Kebanyakan para peternak kecil berpikir bahwa ternak sapi hanyalah sambilan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Memang sih, keuntungannya 3-5 juta sudah menggiurkan untuk sekali gebrakan, namun jika skala produksi hanya stagnan dan tidak berani untuk berkorban memperbesar jumlah produksi, maka selamanya kita hanya akan menjadi pupuk bawang saja. Inilah pentingnya digalakkan usaha penggemukan sapi di berbagai daerah di Indonesia.

Negara kita merupakan negara tropis yang didalamnya banyak sekali sumber daya yang dapat digali. Contoh, kita tidak perlu ribet dalam mencari pakan untuk sapi yang digemukkan, sudah ada berbagai jenis pakan alami yang disediakan oleh alam dan teknologi pakan buatan yang kualitasnya tidak kalah dengan pakan impor, hampir semuanya mudah didapat. Tinggal bagaimana kesadaran dan kesabaran para peternak lokal dalam menjalankan usaha ini. Dengan mau bergerak untuk menyelamatkan produksi sapi lokal, maka secara langsung kita sudah berperan aktif membantu pemerintah dalam menghemat devisa lokal yang ada. Di bawah ini beberapa keuntungan menjalankan bisnis pembesaran penggemukan sapi potong di Indonesia :

  • Tidak rumit, segalanya sudah tersedia.
  • Permintaan sangat besar / sudah pasti laku.
  • Waktu panen singkat, antara 3-6 bulan.
  • Limbah bekas sapi semuanya dapat dijual kembali.
  • Dapat meningkatkan pendapatan peternak kecil secara berkala.

Kebanyakan para peternak tidak sadar akan hal ini dan takut setelah melihat banyaknya modal yang dibutuhkan. Padahal saat ini masyarakat kecil sudah dimudahkan oleh pemerintah untuk mendapatkan pinjaman modal usaha kecil menengah. Dengan berani mengambil resiko, itu berarti sudah ada inisiatif untuk mengembangkan usaha dan memperoleh kehidupan yang lebih mapan. Selain itu, demi tercukupinya kebutuhan daging sapi lokal, regional dan nasional karena saat ini pemerintah dengan program – programnya sudah mau mengurangi impor sapi dari negara tetangga.
oga menginspirasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *